Dalam rangka mengatasi masalah gizi dan stunting di daerah endemis malaria seperti Papua, sebuah inovasi pangan berbasis bahan lokal telah dikembangkan oleh tim peneliti yang terdiri dari I Rai Ngardita, Ratih Nurani Sumardi, dan Sanya Anda Lusiana. Produk inovatif tersebut adalah snack bar yang terbuat dari bahan utama ikan gabus, kacang hijau, dan ubi jalar ungu, yang diperkaya dengan fortifikasi zat besi (Fe). Snack bar ini dikembangkan sebagai alternatif makanan selingan yang bergizi tinggi untuk anak-anak, terutama mereka yang tinggal di wilayah dengan risiko tinggi malnutrisi dan infeksi malaria.
Masalah stunting di Papua berkaitan erat dengan infeksi malaria, yang tidak hanya mempengaruhi kesehatan anak-anak tetapi juga meningkatkan risiko anemia. Fortifikasi zat besi melalui makanan telah terbukti menjadi solusi efektif dalam menurunkan risiko anemia tanpa meningkatkan risiko infeksi, seperti yang bisa terjadi dengan suplementasi zat besi. Oleh karena itu, snack bar berbahan lokal ini diharapkan mampu membantu memperbaiki status gizi anak-anak di daerah endemis.
Produk snack bar yang dihasilkan memiliki nilai gizi yang signifikan, dengan kandungan energi total sebesar 487,74 kkal, lemak 226,98 g, zat besi (Fe) sebesar 44,91 mg, serta serat pangan larut dan tidak larut yang membantu menjaga kesehatan pencernaan. Selain itu, bahan-bahan lokal seperti ubi jalar ungu, kacang hijau, dan ikan gabus dipilih karena ketersediaannya yang melimpah di Papua dan harganya yang terjangkau, sehingga produk ini tidak hanya bernutrisi tinggi tetapi juga dapat diproduksi secara lokal dengan biaya yang efisien.
Pengembangan snack bar ini diharapkan dapat menjadi solusi gizi yang praktis, murah, dan efektif dalam menurunkan angka malnutrisi dan stunting di Papua, serta menjadi model alternatif bagi daerah lain yang menghadapi masalah serupa.
Keywords: Snack Bar, Bahan Lokal, Fortifikasi Zat Besi, Malnutrisi, Stunting, Papua